Senin, 15 Juli 2013

“GEBRAKAN 500 PROPOSAL PKM UNP KEDIRI”


“GEBRAKAN 500 PROPOSAL PKM UNP KEDIRI”
 
Di tengah krisis multidimensi yang melanda bangsa Indonesia, peran mahasiswa diharapkan dapat memberikan khas yang berbeda. Salah satunya dengan karyanya yang dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah.
Menurut pemaparan Ronny Rachman Noor, Ketua Dewan Juri PKM dan Pimnas tahun 2011, selama dua tahun terakhir, jumlah proposal PKM yang masuk ke DIKTI meningkat pesat hingga mencapai sekitar 23.000 buah proposal. Namun terbatasnya dana yang disediakan DIKTI tentunya membuat seleksi yang ketat harus dilakukan, sehingga tiap tahunnya hanya ada sekitar 5.000 proposal yang dibiayai oleh DIKTI.
Dilatar belakangi oleh hal tersebut, terus bagaimana meningkatkan partisipasi PKM bagi mahasiswa UNP Kediri?

1.      Sosialisasi dan Fasilitasi Persiapan PKM
Sosialisasi dan fasilitasi, persiapan ini sangat penting. Di tahap inilah kampus bisa memaksimalkan upaya agar banyak mahasiswa mengirim proposal PKM. Dimulai dari sosialisasi yang menyeluruh dari DIKTI ke seluruh kampus di Indonesia, dilanjutkan dengan sosialisasi menyeluruh di internal kampus, dari rektorat ke dekanat dan tiap jurusan atau prodi, hal ini bisa dibantu oleh UKM PPN (Penalaran dan Penelitian Nusantara) yang concern terhadap dunia penelitian yang berapa di bawah naungan LEMLIT UNP Kediri (Lembaga Penelitian) yang juga menyebarkan informasi melalui beberapa website. Namun sosialisasi saja tidak cukup karena itu kampus perlu menyediakan fasilitas untuk mempersiapkan pembuatan proposal PKM, misalkan mengadakan pelatihan, workshop atau lokakarya tentang tips-trik sukses PKM. Kemudian perlu ada dorongan dan pendampingan secara top down (rektorat / dekanat) dan bottom up (mahasiswa / HIMAPRODI) untuk sosialisasi dan fasilitasi PKM.
Sosialisasi dan fasilitasi ini bisa dikemas dalam sebuah gebrakan untuk menyemangati mahasiswa agar berpartisipasi mengirim proposal PKM. Sebagai contoh “Gebrakan 500 PKM UNP Kediri” yang menyebarakan informasi melalui media online seperti website dan facebook serta melalui media cetak. Agar menghasilkan proposal berkualitas, fasilitasi tidak cukup sebatas pelatihan tapi juga perlu pendampingan selama proses pembuatan proposal. Beberapa kampus sudah ada yang memasukkan proses ini ke dalam rangkaian penyambutan dan orientasi mahasiswa baru. Membuat proposal PKM dimasukkan sebagai tugas kelompok dalam proses orientasi tersebut. Tentunya dengan didampingi mentor, agar prosesnya terarah.

2.      Intensif dan Follow Up
Kedua hal ini bisa menjadi faktor yang menarik mahasiswa untuk berpartisipasi dalam PKM. Intensif, dalam bentuk sederhana bisa berupa dana untuk mengganti biaya pembuatan proposal. Bahkan bisa jadi bentuknya adalah tambahan nilai atau kredit tersendiri dalam catatan akademik mahasiswa. Follow up juga tidak kalah pentingnya, karena akan menambah semangat mahasiswa bila karyanya dihargai. Selama ini sudah banyak karya PKM terkumpul, sayangnya masyarakat banyak yang tidak mengetahuinya. Karya yang benar-benar inovatif mungkin bisa mendapat hak paten, tapi belum banyak yang bisa mencapai hal ini. Cara lainnya adalah menerbitkan jurnal UNP Kediri yang sedang dirintis dari hasil karya-karya pilihan PKM mahasiswa. Selain itu, program yang telah dilaksanakan dapat diusahakan agar berkelanjutan. Program kewirausahaan bebasis teknologi (technoprenuer) atau yang berbasis ide kreatif (kreatifprenuer) misalnya dapat diikutsertakan dalam lomba ataupun komunitas start up (rintisan usaha), yang sekarang sedang booming di Indonesia dan dunia.
Pada akhirnya, upaya meningkatkan partisipasi mahasiswa terhadap PKM adalah bagian dari usaha meningkatkan kultur ilmiah di kampus. Secara umum, mindset mahasiswa perlu diarahkan agar tidak hanya mengejar nilai kuliah saja, tetapi juga secara kongret dapat berkontribusi lebih pada masyarakat dengan ilmu yang dimilikinya.
Jiwa progresif, kreatif, inovatif dan kontributif tidak akan muncul jika mahasiswa hanya duduk di ruang kelas saja, begitupun ilmu yang didapatkan akan kurang bermanfaat jika hanya menguap dalam diskusi-diskusi  di ruang kelas saja. Memperbanyak membaca, perluas jaringan dan diskusi, melihat realita masyarakat sekitar tentu akan membantu untuk mendapatkan ide-ide yang dapat diimplementasikan, salah satunya melalui PKM ini.
Dengan demikian, semoga semakin banyak karya nyata mahasiswa yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia yang saat ini sedang kehausan akan karya-karya inovatif anak bangsa yang berkontribusi untuk perubahan ke arah yang lebih baik. Salam ilmiah!...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar